Oleh: Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, pendiri Irena Center.
Di tulisan edisi sebelumnya saya sudah membahas tentang Paskah sebagai pondasi bagi ketuhanan Yesus. Di mana perayaan Paskah lebih penting ketimbang Natal. Jika Natal adalah tentang tanggal kelahiran Yesus. Sedangkan Paskah berbicara tentang penebusan dosa dan kebangkitan. Tanpa kematian Yesus, maka tidak ada penebusan dosa, tanpa kebangkitan maka Yesus bukan Tuhan.
Agama Kristen dewasa ini (mengapa saya menggunakan kata ‘dewasa ini’, uraian di bawah akan menjelaskan) beranggapan bahwa Tuhan adalah tiga dalam satu atau satu dalam tiga. Ketiganya adalah Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Agama Kristen memegang kuat pendapat bahwa masing-masing dari ketiganya sebagai Tuhan dan ketiganya bersama-sama menjadi Tuhan. Doktrin ini yang disebut sebagai TRINITAS yang juga diyakini oleh sebagian mereka umat Kristen sebagai doktrin misterius bahkan tak berlebihan jika disebut misteri dari segala misteri.
Namun pihak Kristen akan membantah keraguan tentang TRINITAS dan membela mati-matian doktrin ini. Sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh para pendukung Trinitas: Apakah doktrin Trinitas diajarkan dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
Dalam Perjanjian Lama
The Encyclopedia of Religion menuliskan : “para teolog dewasa ini setuju bahwa AlKitab Ibrani (Perjanjian Lama) tidak memuat doktrin tentang Tritunggal”.
New Catholic Encyclopedia mengakui: “Doktrin Tritunggal tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama”.
Imam Jesuit Edmund Fortman dalam bukunya The Triune God juga mengakui: “Perjanjian Lama….tidak secara tegas ataupun samar-samar memberi tahu kepada kita mengenai Allah Tiga Serangkai yang adalah Allah, Anak dan Roh Kudus…. Bahkan mencari di dalam “Perjanjian Lama” kesan-kesan atau gambaran di muka atau ‘tanda-tanda terselubung’ mengenai trinitas dari pribadi-pribadi, berarti melampaui kata-kata dan tujuan dari para penulis tulisan-tulisan suci”
Dalam Perjanjian Baru
The Encyclopedia of Religion mengatakan: “Para teolog setuju bahwa Perjanjian Baru juga tidak memuat doktrin yang jelas mengenai Tritunggal”.
Imam Jesuit Fortman menegaskan: “Para penulis Perjanjian Baru…tidak memberi kita doktrin Tritunggal yang resmi atau dirumuskan, juga tidak ajaran yang jelas bahwa dalam satu Allah terdapat tiga pribadi ilahi yang setara. ….. Di manapun kita tidak menemukan doktrin tritunggal dari tiga subyek kehidupan dan kegiatan ilahi yang berbeda dalam keilahian yang sama”.
The New Encyclopedia Britannica mengatakan: “Kata Tritunggal atau doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam Perjanjian Baru”.
Bernhard Lohse dalam A Short History of Christian Doctrine menegaskan: Sejauh ini menyangkut Perjanjian Baru, seseorang tidak menemukan di dalamnya doktrin Tritunggal yang aktual”.
The New International Dictionary of New Testament Theology dan teolog Karl Barth mengatakan: “Perjanjian Baru tidak memuat doktrin Tritunggal yang diperkembangkan”. ‘AlKitab tidak memuat deklarasi yang terus terang bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah dari zat yang sama’.
Perjanjian Lama tegas Monoteistik. Allah adalah pribadi tunggal (bukan Tritunggal). Tentang hal ini tidak ada pemisahan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ajaran Monoteistik terus berlanjut, dan Yesus lahir sebagai orang Yahudi. Ajarannya memiliki inti Yahudi (Allah tunggal); Benar dia mengajarkan sebuah Injil baru tetapi bukan sebuah teologi baru. (L.L Paine, A Critical History of the Evolution of Trinitarianism, Boston 1902)
Jadi, dari ke-39 kitab Ibrani (Perjanjian Lama), maupun ke-27 kitab Yunani Kristen (Perjanjian Baru), seluruh pasal dan ayat-ayat AlKitab sama sekali tidak ada yang memuat ajaran Trinitas!
Para sejarawan dan teolog pun menolak keberadaan doktrin tersebut. “Kepercayaan tentang Allah yang terdiri dari beberapa pribadi (Tritunggal) keluar dari konsep Allah Yang Esa …”. Chief Rabbi J.H Herzt, Pentateuch and Haftorahs, London, 1960
Demikian bantahan terhadap Doktrin TRINITAS yang berasal d ari mereka sendiri. Dari pendapat-pendapat para sejarawan dan teolog tersebut secara umum kita dapat simpulkan, bahwa Doktrin Trinitas tidak berdasar pada Bibel sebagai kitab suci umat Kristen. Namun lebih berupa doktrin yang dibuat oleh Gereja yang diputuskan sebelum akhir abad ke-4, tepatnya yakni pada saat Konsili Nicea tahun 325M.
Di tulisan edisi sebelumnya saya sudah membahas tentang Paskah sebagai pondasi bagi ketuhanan Yesus. Di mana perayaan Paskah lebih penting ketimbang Natal. Jika Natal adalah tentang tanggal kelahiran Yesus. Sedangkan Paskah berbicara tentang penebusan dosa dan kebangkitan. Tanpa kematian Yesus, maka tidak ada penebusan dosa, tanpa kebangkitan maka Yesus bukan Tuhan.
Agama Kristen dewasa ini (mengapa saya menggunakan kata ‘dewasa ini’, uraian di bawah akan menjelaskan) beranggapan bahwa Tuhan adalah tiga dalam satu atau satu dalam tiga. Ketiganya adalah Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Agama Kristen memegang kuat pendapat bahwa masing-masing dari ketiganya sebagai Tuhan dan ketiganya bersama-sama menjadi Tuhan. Doktrin ini yang disebut sebagai TRINITAS yang juga diyakini oleh sebagian mereka umat Kristen sebagai doktrin misterius bahkan tak berlebihan jika disebut misteri dari segala misteri.
Namun pihak Kristen akan membantah keraguan tentang TRINITAS dan membela mati-matian doktrin ini. Sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh para pendukung Trinitas: Apakah doktrin Trinitas diajarkan dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
Dalam Perjanjian Lama
The Encyclopedia of Religion menuliskan : “para teolog dewasa ini setuju bahwa AlKitab Ibrani (Perjanjian Lama) tidak memuat doktrin tentang Tritunggal”.
New Catholic Encyclopedia mengakui: “Doktrin Tritunggal tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama”.
Imam Jesuit Edmund Fortman dalam bukunya The Triune God juga mengakui: “Perjanjian Lama….tidak secara tegas ataupun samar-samar memberi tahu kepada kita mengenai Allah Tiga Serangkai yang adalah Allah, Anak dan Roh Kudus…. Bahkan mencari di dalam “Perjanjian Lama” kesan-kesan atau gambaran di muka atau ‘tanda-tanda terselubung’ mengenai trinitas dari pribadi-pribadi, berarti melampaui kata-kata dan tujuan dari para penulis tulisan-tulisan suci”
Dalam Perjanjian Baru
The Encyclopedia of Religion mengatakan: “Para teolog setuju bahwa Perjanjian Baru juga tidak memuat doktrin yang jelas mengenai Tritunggal”.
Imam Jesuit Fortman menegaskan: “Para penulis Perjanjian Baru…tidak memberi kita doktrin Tritunggal yang resmi atau dirumuskan, juga tidak ajaran yang jelas bahwa dalam satu Allah terdapat tiga pribadi ilahi yang setara. ….. Di manapun kita tidak menemukan doktrin tritunggal dari tiga subyek kehidupan dan kegiatan ilahi yang berbeda dalam keilahian yang sama”.
The New Encyclopedia Britannica mengatakan: “Kata Tritunggal atau doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam Perjanjian Baru”.
Bernhard Lohse dalam A Short History of Christian Doctrine menegaskan: Sejauh ini menyangkut Perjanjian Baru, seseorang tidak menemukan di dalamnya doktrin Tritunggal yang aktual”.
The New International Dictionary of New Testament Theology dan teolog Karl Barth mengatakan: “Perjanjian Baru tidak memuat doktrin Tritunggal yang diperkembangkan”. ‘AlKitab tidak memuat deklarasi yang terus terang bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah dari zat yang sama’.
Perjanjian Lama tegas Monoteistik. Allah adalah pribadi tunggal (bukan Tritunggal). Tentang hal ini tidak ada pemisahan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ajaran Monoteistik terus berlanjut, dan Yesus lahir sebagai orang Yahudi. Ajarannya memiliki inti Yahudi (Allah tunggal); Benar dia mengajarkan sebuah Injil baru tetapi bukan sebuah teologi baru. (L.L Paine, A Critical History of the Evolution of Trinitarianism, Boston 1902)
Jadi, dari ke-39 kitab Ibrani (Perjanjian Lama), maupun ke-27 kitab Yunani Kristen (Perjanjian Baru), seluruh pasal dan ayat-ayat AlKitab sama sekali tidak ada yang memuat ajaran Trinitas!
Para sejarawan dan teolog pun menolak keberadaan doktrin tersebut. “Kepercayaan tentang Allah yang terdiri dari beberapa pribadi (Tritunggal) keluar dari konsep Allah Yang Esa …”. Chief Rabbi J.H Herzt, Pentateuch and Haftorahs, London, 1960
Demikian bantahan terhadap Doktrin TRINITAS yang berasal d ari mereka sendiri. Dari pendapat-pendapat para sejarawan dan teolog tersebut secara umum kita dapat simpulkan, bahwa Doktrin Trinitas tidak berdasar pada Bibel sebagai kitab suci umat Kristen. Namun lebih berupa doktrin yang dibuat oleh Gereja yang diputuskan sebelum akhir abad ke-4, tepatnya yakni pada saat Konsili Nicea tahun 325M.
Quran s.Al Maidah 73 yang mengatakan: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
BalasHapusmengatakan bahwasanya Allah yang ketiga, dari tiga."(teks aslinya: Laqad kafaral ladzina
qaalu innal laha syalisyu syalaasyht ..........." Juga Quran s.An Nissa 171c mengatakan:
"Janganlah kamu katakan Allah itu Tiga" (wa la taqulu syalasyht). Ayat-ayat Quran ini
sering dikemukakan oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam, termasuk saya
sendiri waktu dulu, sebagai dalil untuk menolak faham Tritunggal yang dianut oleh iman
orang-orang Kristen. Ayat-ayat Quran ini jelas menolak faham Tritheisme (ke-Tiga
Allah-an) dan bukanlah menolak faham-Allah Tritunggal (Trinitas) ajaran imannya
orang-orang Kristen. Bagi orang Kristen ayat Quran ini sangat dihargai karena ajaran
Kristen juga menentang setiap faham dalam bentuk Polytheisme dalam mana termasuk
faham Tritheisme ini, yaitu fahaman ke-tiga Allah-an. Disamping itu, ajaran Kristen juga
menentang faham-faham Atheisme Pantheisme. Alkitab telah menggariskan kepercayaan
kepada Allah itu demikian: "Shema Israel! Dengarlah olehmu hai Israel; sesunggunnya
Tuhan, Allah kita. Tuhan itu Esa adanya." Ulangan 6:4 Dalam Kitab Yesaya 45:5
dikatakan: "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain. Kecuali Aku tidak ada Allah." Dalam
Injil Yohanes 17:3 dikatakan: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenai
Engkau satu-satunya Allah yang Benar, dan mengenal Jesus Kristus yang telah Engkau
utus." Tidak ada kemungkinan barang sedikitpun, bahwa pengakuan Allah Tritunggal itu,
berlawanan dengan ke-Maha Esa-an Allah Yang Maha Esa itu, bukanlah berarti Tiga
Allah bersatu dalam satu kesatuan, sebagaimana sering ditafsirkan orang.
(Berlanjut)
Rumus Allah Tritunggal sering dituliskan orang dengan angka: 1 = 3, 3 = 1, bermakna
BalasHapussebagai berikut:
1 = 3, yaitu SATU zat Allah, didalam TIGA Qudrat Kuasa Allah, (Tiga Qudrat Kuasa
Allah itu, ialah: (1 ) Mencipta, (2) Berfirman, dan (3) Bertindak,
(Menolong, membimbing, memberi taufik, dan hidayah). Mencipta, dengan kata lain
disebut ''Bapa''. Berfirman, dengan kata lain disebut "Anak". Membimbing, dengan kata
lain disebut "Rohulkudus".
3 = 1, yaitu TIGA oknum Ilahi (Bapa, Anak dan Rohulkudus), adalah SATU wujud zat
Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan lagi sebagai
berikut:
(1) ALLAH alkhalik, dengan kata lain disebut "Bapa" adalah sebagai pencipta semesta
alam, (sebanding dengan kata sifat "Qadirun = Berkuasa" dalam ajaran Islam).
(2) FIRMAN, dengan Kata lain disebut "Anak" yang telah jadi jasad manusia dalam
kelahiran Jesus, sebagai Firman yang hidup, untuk menyampaikan hukumhukum Allah,
kehendak-kehendak Allah, menyatakan janji-janji Allah, dan lainlain kepada umat
manusia, berbicara dalam bahasa manusia. (Sebanding dengan sifat "Muridun =
Berkehendak" dalam ajaran llmu Tauhid Islam).
(3) ROH ALLAH, dengan kata lain disebut "Rohulkudus", yang memberi Taufik dan
Hidayaht (pertolongan dan bimbingan Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya dan
bertakwa kepadaNya. (Sebanding dengan sifat : "Hawun = Hidup" dalam ajaran Islam).
Ketiga unsur diatas ini (Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus) digambarkan masingmasing
sebagai oknum (sebanding dengan istilah "Sifat" dalam ajaran Islam) adalah Esa
dalam wujud zat Allah, yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sama kuasanya sama
kekalnya tidak ada yang terdahulu atau terkemudian diantara satu dengan yang lain. Bapa,
Anak/Firman dan Rohulkudus, dapat diucapkan dalam sepatah kata, yaitu: "ALLAH".
Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan:"Bismil Ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi
(Dengan nama Bapa dan Anak dan Rohulkudus). Aba, Ibni, Rohulkudusi = Allah. Dalam
bahasa Arab dapat dibaca ringkas: "Bismillah'. Kata Bismillah ini mengandung unsur ke-
Tritunggal-an iman Kristiani.
Dengan susunan kalimat bentuk lain masih dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
1. ALLAH disebut"Bapa", adalah dalam aktivitasNya sebagai alkhalik, pencipta semesta
alam, Maha Kuasa. (Qadirun = Berkuasa).
2. ALLAH itu juga, disebut "Anak" atau dengan kata lain disebut "Firman" (Yoh. 1:14),
atau "Firman yang Hidup" (1 Yoh. 1:1), adalah dalam aktivitasNya sebagai pemberi
amaran/perintah menetapkan huku, menyatakan kehendak, menyatakan janji-janji Allah
kepada umat manusia. Anak atau Firman ini telah menjadi daging dalam rupa manusia,
yaitu kelahirannya Jesus Kristus (muridun=berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga, bukan Allah yang lain lagi, dikatakan "Rohulkudus" atau Roh
kebenaran, adalah dalam aktivitasnya sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht, memimpin
rohani orang-orang Kristen membawa kepada kebenaran, hidup yang kekal (Hayyun =
Hidup).
(berlanjut)
Sebab itu dengan penyebutan "Allah Bapa" atau "Allah Anak", ataupun "Allah
BalasHapusRohulkudus", tidaklah sama sekali menunjuk kepada makna jumlah banyaknya tiga
Allah, meskipun terjadi tiga kali disebut nama Allah, namun Allah itu adalah tetap hanya
Esa, tidak lebih. Penyebutan yang berbeda, hanyalah sekedar menunjukkan adanya
perbedaan aktivitas, yaitu: a. disebut "Bapa" atau "Allah Bapa" adalah sebagai alkhalik,
pencipta semesta alam, yang Maha Kuasa (Qadirun) . b. disebut "Anak" atau "Allah
Anak" adalah sebagai Firman yang hidup, berbicara kepada manusia dalam bahasa
manusia (Muridun). c. disebut "Rohulkudus" adalah sebagai pemberi Taufik dan
Hidayaht, pembimbing rohani umat manusia yang percaya, hidup dalam Roh Kebenaran
(Hayyun). Jadi jelaslah kiranya, bahwa ke-Maha-Esa-an Allah Tritunggal didalam iman
Kristen, sama sekali tidaklah berarti memperkosa ajaran Tauhid, dan tidaklah juga
diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari beberapa Allah atau beberapa Tuhan,
seperti sering disalah tafsirkan orang. Al-Quran sama sekali tidak menentang atau
menolak akan pengertian Allah Tritunggal iman Kristen ini. Yang ditolak oleh Quran
seperti yang disebut dalam Qs. Al-Maidah 73 itu, ataupun Qs. An Nisaa 171, adalah
faham ke-Tiga Allahan atau Tritheisme. Ajaran Kristenpun menolak faham Tritheisme
atau ke-Tiga Allahan ini. Sebab itu yakinlah bahwa tidak ada satu ayatpun Quran
menentang "Allah Tritunggal" iman Kristen ini.
(Sekian)
Demikian bantahan terhadap Doktrin TRINITAS yang berasal dari mereka sendiri. Dari pendapat-pendapat para sejarawan dan teolog tersebut secara umum kita dapat simpulkan, bahwa Doktrin Trinitas tidak berdasar pada Bibel sebagai kitab suci umat Kristen. Namun lebih berupa doktrin yang dibuat oleh Gereja yang diputuskan sebelum akhir abad ke-4, tepatnya yakni pada saat Konsili Nicea tahun 325M.
HapusBaca lanjut (ulang)... http://xxxproject.blogspot.com/2011/08/trinitas-doktrin-buatan-gereja.html
Yang Terhormat Bapak – Ibu
BalasHapusBerdasarkan pada penerangan oleh Roh Kudus dan dialog dengan banyak orang, penulis dapat menyimpulkan beberapa pertanyaan penting yang berhubungan dengan Trinitas dan sering ditanyakan dalam debat, dialog maupun diskusi dan pertanyaan pertanyaan ini yang membawa penulis bisa lebih luas memahami hal-hal yang tidak terpikirkan silahkan download di google ketik: kebenaran-trinitas.com dan pertanyaan itu antara lain:
1. Apakah yang pertama kali yang diciptakan oleh Tuhan YAHWEH?
2. Mengapa manusia bisa berfikir dan berbudaya sedangkan hewan tidak bisa berfikir dan tidak mempunyai budaya
3. Siapa yang pertama menggunakan konsep Trinitas?
4. Untuk apa konsep Trinitas itu ada?
5. Yesus berbicara dalam Yohanes: 10:30 " Aku dan Bapa adalah satu. " tetapi Yesus tidak mengenal hari kiamat? in Matius: 24:36
6. Yesus juga Tuhan tapi Yesus tidak tahu hari kiamat Matius: 24:36
7. mengapa Yesus disebut Mesias dan mengapa Yesus disebut Tuhan?
8. Yesus Tuhan mengapa harus berpuasa
9. Yesus Tuhan mengapa ketika mau mati dia berbicara dalam Matius 27:46 ". . . that is to say, My God, my God, why hast thou forsaken me?
Pertanyaa No. 5 dan 6 ini pertamakali penulis diterangi oleh Roh Kudus dan pertanyaan ini mengandung philosofi yang luar biasa indahnya, belum ada didunia ini seindah philosofi ini pertanyaan ini pertama Roh Kudus menerangi saya tentang Trinitas dan menyuruh saya menulis buku ini.
Akhir kata penulis menyampaikan, setiap orang yang meminta akan menerima, siapa yang mengetok, pintu akan dibukakan, siapa yang mencari kebenaran dia akan mendapatkan dan siapa yang mendapatkan dia harus bersaksi tentang kebenaran itu karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Baca Amsal 8:22-36 Anda akan terkejut dan mengapa Tuhan Yahweh mengirimkan Amsal 8:22-36.
Silahkan free download di google ketik: kebenaran-trinitas.com dalam buku ini dijelaskan dengan jelas sekali karena penulis diterangi oleh Roh Kudus
Hormat Saya
Ir.Johanes Sudarsiman
"6. Yesus juga Tuhan tapi Yesus tidak tahu hari kiamat Matius: 24:36"
Hapus"...dalam buku ini dijelaskan dengan jelas sekali karena penulis diterangi oleh Roh Kudus"
Terimakasih telah berkunjung!